SINTANG, RK – Puluhan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di seputaran Taman Bunggur atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kopel mendatangi gedung DPRD Sintang, Selasa 19 Juli 2022.
Adapun maksud kedatangan mereka, yakni beraudiensi mengenai perelokasian pedagang yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Sintang.
“Kami merasa tertipu, karena awalnya mereka menjanjikan hanya 2 hari untuk berjualan di Pasar Raya sembari meramaikan lounching pedagang PKL yang ada didepan eks rumah sakit Ade M Djoen. Ternyata setelah berjalannya waktu, kita dikunci tidak bisa berjualan dikopel lagi,” kata Ketua PKL Komplek Taman Bunggur, Rian.
Menurutnya, dengan perelokasian yang dilakukan oleh pemda ke pasar raya sintang, pendapatan para PKL ini sangat turun drastis, jangankan balik modal, yang ada terus rugi, dan selalu merugi.
“Kalau dikopel, nyari uang 100 ribu ya gampang sekali, tapi kalau yang ditempat baru ini sangat sepi sekali, tempat baru ini, hanya orang-orang yang dari Nanga Mau aja yang mau pergi kesana dan yang mau pulang kampung, pengunjungnya selalu itu-itu aja, berbeda sekali dengan yang dikopel ada tempat santai,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan di pasar raya ini pengunjungnya bisa hitungan jari dan pengunjung 1 lapak tidak sampai 10 orang, bahkan dimalam minggu sekalipun.
“Saya punya bukti semua, ada juga video, karena setiap hari kita juga selalu kontrol, pengunjungnya sepi sekali, malam minggu pun sepi sekali dan kita waktu awal rapat di disperindag katanya nanti kita dikasi ada semacam hiburan untuk menarik pengunjung, tapi tidak ada, kita dilepas begitu aja, ditelantarin begitu aja,” jelas Rian.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Florensius Ronny mengatakan apa yang dilakukan oleh para PKL ini mekanisme sudah tepat.
“Tentu kita mengapresiasi apa yang telah dilakukan oleh para PKL ini, mengenai kemauan mereka, beberapa poinnya telah kita dapati, hari ini juga kita akan melakukan peninjauan ke pasar raya sintang,” tukasnya.