SINTANG, RK – Salah satu permasalahan yang sering dikeluhkan oleh masyarakat di Bumi Senentang adalah kedaruratan infrastruktur. Pasalnya permasalahan krusial tersebut masih belum menemui titik terangnya.
“Kita akui bahwa dengan kedaruratan infrastruktur, dimana kondisi jalan yang hancur lebur, anggaran yang ada saat ini belum mempu menangani semua masalah tersebut,” ucap Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Agrianus belum lama ini.
Kalau mau jujur, kata dia anggaran pendapatan belanja daerah memang terbatas. Tapi jika memang serius, ada beberapa titik yang memang harus digenjot. Bukan pembukaan jalan, tapi peningkatan.
“Untuk mengatasi masalah ini, saya fikir harus ada kemauan besar dari pemerintah untuk membangun berdasarkan skala prioritas,” ungkap Agrianus.
Selain itu, permasalahan lainnya adalah sektor pendidikan dan kesehatan. Sektor-sektor ini memang masih banyak kekurangan dan menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Termasuk masalah infrastruktur tentunya.
“Sebagai Wakil Rakyat, tentu permasalahan-permasalahan seperti ini akan kami sampaikan kepada Pemerintah melalui Rapat Paripurna nantinya,” terang Agrianus.
Politisi Partai Golkar ini menyebut apa yang mau disampaikan ke pemerintah, pihaknya melakukan melalui pola pendekatan politis. Ada tiga pola pendekatan pembangunan. Pertama, bottom up. Kedua, teknokrat. Ketiga, jalur politis.
“Sekarang ini kami mencoba melalui jalur yang jadi domain kami anggota dewan yakni jalur politis,” jelasnya.
Bupati Sintang, Jarot Winarno beberapa waktu lalu mengakui, infrastruktur dasar seperti Jalan, Jembatan, Pendidikan, dan Kesehatan masih menjadi persoalan yang belum dapat diatasi secara merata. Akan tetapi, Pemkab Sintang terus berupaya menekan persoalan tersebut.
“Makanya kita kerja keras untuk menangani kegawatdaruratan infrastruktur yang saat ini telah menjadi prime mover pembangunan kita. Masalahnya ya soal pendanaan saja,” ujar Jarot.
Jarot menilai Pemerintah Pusat telah konsen dengan persoalan infrastruktur. Buktinya pembangunan di Kalbar masih bertumpu pada Jalan Paralel Perbatasan.
“Ini artinya, Presiden kita, pak Jokowi berkomitmen membangun Indonesia menuju usia emasnya dari pinggiran,” tukasnya.