Permintaan Darah Meningkat Semenjak Wabah DBD, Dewan Minta Masyarakat Untuk Donor

 Parlemen, Sintang

Ilustrasi: Transfusi Darah

SINTANG, RK-
Permintaan darah di rumah sakit Sintang meningkat sejak adanya wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sintang. Menanggapi hal ini, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Sintang Lim Hie Soen mengimbau masyarakat untuk mendonorkan darah secara sukarela.

Lim Hie Soen mengatakan bahwa stok darah di rumah sakit saat ini semakin menipis karena banyak pasien yang membutuhkan darah transfusi sebagai bagian dari pengobatan DBD. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat untuk bergotong royong dalam menyediakan stok darah yang memadai di rumah sakit.

“Saat ini, banyak pasien DBD yang membutuhkan transfusi darah untuk membantu penyembuhan mereka. Ini adalah kesempatan bagi masyarakat untuk membantu sesama dengan mendonorkan darah secara sukarela,” ujarnya.

Selain membantu penyembuhan pasien DBD, donasi darah juga sangat penting dalam menyelamatkan nyawa orang yang mengalami kecelakaan, operasi, dan penyakit lainnya. “Daripada menunggu sampai saat kita membutuhkan darah, lebih baik kita bersiap-siap dengan mendonorkannya sejak dini,” tambah Lim.

Untuk mendonorkan darah, masyarakat dapat menghubungi PMI (Palang Merah Indonesia) setempat atau datang langsung ke unit donor darah terdekat. “Pastikan kita sehat dan tidak memiliki penyakit menular jika ingin mendonorkan darah,” pesan Lim.

Diharapkan dengan adanya ajakan ini, stok darah di rumah sakit dapat terjaga dan pasien DBD serta pasien lainnya dapat kembali memperoleh kesehatannya. Jangan lupa, bergotong royong dalam berdonasi darah bisa menyelamatkan nyawa orang lain.

Sementara Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sintang, Helmi menyatakan bahwa untuk saat ini berkenaan dengan stok darah di Kabupaten Sintang masih bisa diatasi.

“Cuma dengan meningkatnya DBD ini kita agak kewalahan, terutama kawan kawan di UTD Rumah Sakit Ade M. Djoen Sintang. Artinya dengan adanya DBD ini permintaan darah meningkat. Baik pasien dari kecamatan maupun dalam kota Sintang ini ditambah lagi pasien dari kabupaten terdekat.”kata Helmi.

Untuk mengatasinya pertama memang PMI bekerjasama dengan UTD Rumah Sakit mengadakan donor darah diluar dengan menggandeng organisasi, TNI, Polri maupun perusahaan.

“Kemudian yang boleh mengambil darah diluar inikan PMI, sementara PMI belum ada tenaga untuk kegiatan diluar. Jadi PMI bekerjasama dengan UTD RSUD Ade M Djoen Sintang.” Ujar Helmi.

Selain itu pasien pasien yang memerlukan darah terutama keluarga bisa donor darah langsung di UTD Rumah Sakit. Kendala PMI saat ini berkaitan dengan minimnya sarana dan prasarana dan diupayakan oleh pemerintah daerah.

“PMI kita di Kabupaten Sintang harus mempersiapkan sarana dan prasarananya yang dalam waktu dekat ini tim pembina PMI Kabupaten Sintang meminjamkan kita gedung yaitu bekas puskesmas Sungai Durian. Itulah nanti yang akan kita benahi. Dengan adanya gedung nanti kita berupaya supaya PMI punya alat punya tenaga sehingga Kedepannya PMI bisa berjalan sendiri. Kendalanya saat ini kita kekurangan tenaga kesehatan. Ketika kita mau keluar, kawan kawan nakes di rumah sakit kan punya kerja juga tak bisa kita bawa keluar. Kondisinya seperti itu tapi memang saat ini dengan mewabahnya DBD di Sintang bisa teratasi.” Bebernya.

Kemudian untuk mengatasi kekurangan stok darah kita sudah punya grup WA yang di kelola oleh PMI. Grup tersebut menghimpun pendonor golongan darah, A, B, AB dan O. Biasanya kalau masyarakat memerlukan itu apabila di Rumah Sakit tidak tersedia golongan darah yang diperlukan biasanya kita menghubungi pendonor dengan golongan darah yang dibutuhkan.

“Kemudian langkah kita lainnya, kita bekerja sama dengan pihak kecamatan. Salah satunya Binjai Hulu. ada pengelola Binjai Hulu itu mereka disana sudah siap apabila memang pasien yang memerlukan darah untuk disimba dirujuk ke RSUD, Mereka sudah siap dengan pasiennya dengan calon pendonor. Mereka disana itu menyiapkan pendonor ketika ada pasien dirujuk dan memerlukan transfusi darah. Jadi pasien mereka siapkan pendonornya.”kata Helmi.

Namun pendonor ini harus melalui screening kesehatan untuk memastikan seseorang itu layak atau
tidak mendonorkan darah. (Anti)

Related Posts