SINTANG,ZKR.COM – Anggota DPRD Sintang, Santosa mengaku kecewa dengan aksi demo yang dilalukan Aliansi Mahasiswa Senentang pada 30 September 2019 lalu. Pasalnya ada beberapa tuntutan mereka dinilainya menyakiti bagi teman-teman legislatif yang baru dilantik.
“Tidak ada unsur kesengajaan kita meninggalkan gedung DPRD ketika aksi adik-adik mahasiswa berlangsung. Saat itu kami sedang menjalankan tugas di luar. Jadi, ada sedikit klarifikasi dari kami terkait mosi tidak percaya kepada DPRD Sintang,” tegas Santosa kepada sejumlah awak media, Senin (7/10/2019).
Menurut Santosa, dari berbagai tuntutan mereka (mahasiswa,red) ada mosi tidak percaya kepada DPRD Sintang. Tentu ini sangat menyakiti kami sebagai anggota DPRD yang baru dilantik.
Apalagi, Santosa mengaku bahwa dirinya dan 39 anggota dewan lainnya belum mendapatkan tugas di dalam tubuh DPRD Sintang.
“Kami baru saja dilantik ya, kemudian kami belum dibagi tugasnya di dalam DPRD ini. Jadi, kami di bidang apa dan mengawasi bidang apa, itu belum,” katanya.
Karena itu, Santosa sangat menyayangkan statmen mosi tidak percaya kepada DPRD Sintang. “Alat Kelengkapan Dewan (AKD) belum terbentuk sudah muncul statement mahasiswa sudah tidak percaya dengan anggota DPRD. Kalau sudah tidak percaya dengan DPRD, mau percaya kepada siapa lagi?. Kami adalah wakil rakyat yang dipercaya masyarakat Sintang untuk ikut sama-sama mengawasi kebijakan-kebijakan pemerintah,” pungkasnya.
Sebelumnya, massa dari Aliansi Mahasiswa Senentang menggelar demo ke kantor DPRD Sintang, Senin (30/9/2019).
Aksi dimulai dengan melakukan long march dari tugu BI hingga kantor DPRD Sintang. Namun, mereka kecewa karena tidak ada satupan anggota dewan yang hadir.
“Kami sangat kecewa. Mereka (DPRD-red) belum lama dilantik dan diambil sumpah. Tapi kenapa hari ketika tahu kami akan datang, mereka tidak berada di tempat. Apakah mereka lebih mementingkan pelatihan dari pada masyarakatnya sendiri,” tanya Julian Satria Putra, Ketua PC Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Kapuas Raya pada wartawan usai aksi demo.