Kasus DBD di Sintang Meningkat, DPRD Minta Masyarakat Lakukan 3 Hal Pelindung diri

 Parlemen, Sintang

Ketua DPRD Sintang Florensius Ronny

SINTANG, RK-
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di kabupaten Sintang kembali meningkat. Sebab itu DPRD setempat meminta masyarakat untuk melakukan tiga hal penting dalam pencegahan DBD.

Ketua DPRD Sintang Florensius Ronny mengingatkan tiga langkah yang perlu dilakukan oleh masyarakat sebagai pencegahan DBD, yakni menjaga kebersihan lingkungan, memakai baju panjang, dan menggunakan kelambu saat tidur.

“Kami berharap masyarakat dapat meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab untuk menjaga kebersihan lingkungan. Serta, bela sungkawa kepada keluarga korban DBD dan kami juga berharap bisa menekan angka kejadian DBD di Sintang, “ujar Ronny panggilan karibnya.

Untuk saat ini di Bumi Senentang Dinas Kesehatan mencatat 412 kasus penderita DBD dan 8 diantaranya meninggal dunia akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk Aedes Aegypti tersebut.

Oleh karena itu, ditambahkan Ronny sedianya semua pihak baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat terus mengimbau masyarakat untuk memperhatikan kesehatan pribadi dan lingkungan sekitar. Harapannya, dengan meningkatkan kesadaran masyarakat, maka penyebaran DBD dapat diminimalisir.

Sementara itu Dinas Kesehatan kabupaten Sintang mencatat ada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Sintang hingga minggu ke 40 ini menurut data yang diperoleh dari laporan surveilans,
sebanyak 412 kasus DBD yang dilaporkan 8 diantaranya meninggal dunia.

Kepala Bidang Pengendalian Dan Pencegahan Penyakit (P2P) Dinkes kabupaten Sintang Darmadi, mengatakan bahwa peningkatan kasus DBD ini di dominasi oleh usia anak-anak dan kecamatan Sintang menduduki peringkat tertinggi dengan total sebanyak 195 kasus.

“Di minggu ke 40 untuk 6 Oktober 2023 ini kasus DBD capai 412 kasus, tertinggi 195 kasus untuk Kecamatan Sintang, yang kedua kecamatan Sepauk sebanyak 68 kasus sebagian besar didominasi oleh usia anak yaitu 255 orang dengan persentase 62 persen dan tingkat kematian sebanyak 7 orang anak dengan persentase sebanyak 88 persen untuk kematian pada usia anak yaitu rentang usia dari kurang dari 1 tahun sampai dengan kurang dari 15 tahun. Total Kasus meninggal ada 8 orang 7 anak-anak dan 1 usia dewasa,” Bebernya.

Dinas tersebut telah melakukan berbagai langkah upaya untuk menanggulangi penyebaran DBD. Beberapa diantaranya dengan melakukan fogging dan Abatisasi di berbagai wilayah yang menjadi titik penyebaran DBD terutama di Puskesmas se-Kabupaten Sintang.

“Untuk pencegahan Dinas Kesehatan menyediakan insektisida dan sudah cukup kita drop ke Puskesmas. Tindakan lapangan harus Puskesmas yang melakukan untuk fogging juga kami menyediakan alat yang sudah kita taruh di puskesmas untuk pemeriksaan ke rumah-rumah untuk abatisasi selektif ABJ lah untuk menentukan seberapa besaran angka bebas jentik di kecamatan Sintang itu ada berapa yang harus kita ketahui sehingga upaya pengobatan dan tata laksana di puskesmas harus bagus, masyarakat juga harus bergerak,” Tuturnya.

Mengingat penderita DBD didominasi oleh usia anak maka pihaknya telah menyurati kepada Dinas Pendidikan agar membantu pencegahan penyebaran DBD di sekolah-sekolah.

“Kemarin kami sudah menyurati kepada dinas pendidikan untuk menyoroti tata laksana yang ada di masyarakat terutama di sekolah, karena penyebaran DBD bisa terjadi dimana saja. Siapa tahu kasus tersebut ada di sekolah hal tersebut bertujuan agar pihak sekolah-sekolah menyiapkan antisipasi seperti penyediaan minyak serai, “ulasnya.(Anti)

Related Posts