Edi Harmaini: Teknologi Wolbachia Telah Terbukti Efektif Dalam Memerangi DBD

 Sintang

SINTANG, RK – Dalam upaya mengatasi penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Sintang berambisi mengadopsi teknologi Wolbachia, sejalan dengan implementasi yang telah dilakukan di beberapa provinsi di Indonesia. Langkah ini merupakan bagian dari Strategi Nasional (Stranas) untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran DBD di tanah air.

Teknologi Wolbachia telah terbukti efektif dalam memerangi DBD di sembilan negara, termasuk Brasil, Australia, Vietnam, Fiji, Vanuatu, Mexico, Kiribati, New Caledonia, dan Sri Lanka.

Sebagai langkah awal, pilot project dilakukan di lima kota utama, yaitu Semarang, Jakarta Barat, Bandung, Kupang, dan Bontang, sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1341.

Penelitian mengenai efektivitas Wolbachia dimulai sejak 2011 oleh World Mosquito Program (WMP) di Yogyakarta dengan dukungan yayasan filantropi Tahija. Melalui fase persiapan dan pelepasan Aedes aegypti berwolbachia, penelitian ini memvalidasi kemampuan Wolbachia untuk melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk tersebut, mengurangi risiko penularan ke manusia.

Uji coba penyebaran nyamuk ber-Wolbachia di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul pada tahun 2022 telah memberikan hasil positif dengan penurunan kasus DBD di lokasi yang telah diintervensi.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edi Harmaini, menyampaikan bahwa meskipun terdapat beberapa kendala terkait penyemprotan (foging), koordinasi dengan pemerintah daerah dan dewan sedang dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini.

Dalam menghadapi kendala tersebut, Edi menyatakan, “Kami berupaya melakukan koordinasi dengan pemda dan dewan agar dapat membantu dan memberikan solusi baik anggaran maupun pemenuhan alat foging di puskesmas yang belum memiliki kelengkapan tersebut,” ujarnya.

Penting untuk dicatat bahwa meskipun Wolbachia menjadi terobosan yang signifikan, Dinkes Sintang tetap menekankan perlunya menjaga metode pencegahan dan pengendalian DBD yang sudah ada. Masyarakat diajak untuk tetap menjalankan gerakan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mendaur ulang, sambil menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Edi menambahkan, “Seiring berjalannya waktu dan peningkatan edukasi serta sosialisasi, masyarakat semakin memahami bahwa teknologi Wolbachia ini dapat efektif mengurangi risiko DBD.”

Dengan langkah-langkah progresif ini, Dinkes Sintang berkomitmen untuk menjaga kesehatan masyarakat dan menekan penyebaran DBD melalui pemanfaatan teknologi Wolbachia yang inovatif. (RILIS KOMINFO SINTANG)

Related Posts