SINTANG, RK- Bupati Sintang, Jarot Winarno menyambut kedatangan jenazah Mulyadi P. Tamsir, laki-laki 39 tahun, salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 asal Kabupaten Sintang. Bupati Jarot sekaligus menyerahan jenazah mantan ketua PB HMI periode 2016-2018 kepada pihak keluarga, yang di tandai dengan penyerahan kutipan akta kematian oleh Bupati kepada Ponijan, ayahnda dari almarhum Mulyadi P. Tamsir, di Bandar Udara Tebelian Sintang, Kec. Sungai Tebelian, Kamis (21/1/2021).
Mulyadi P. Tamsir salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada 9 Januari 2021 lalu di Kepulauan Seribu, terindentifikasi oleh Tim DVI Mabes Polri pada 19 Januari 2021 kemarin. Jenazah mantan Ketua PB HMI periode 2016-2018 di berangkatkan dari Jakarta ke Pontianak pada Kamis pagi, 21 Januari 2021, kemudian siangnya langsung di terbangkan ke Sintang untuk dimakamkan pihak keluarga.
Selain Mulyadi P. Tamsir, turut juga menjadi korban pada peristiwa pesawat jatuh tersebut dua warga Sintang yakni Faisal Rahman laki-laki 30 tahun & Asy Habul Yamin laki-laki 37 tahun. Keduanya merupakan saudara kandung dan sudah di makamkan di Jakarta.
Bupati Sintang, Jarot Winarno pun menyampaikan duka yang mendalam atas kepergian untuk selama-lamanya mantan ketua PB HMI ini yang ia kenal sejak almarhum berusia 5 tahun. Bupati mengajak masyarakat untuk mendoakan almarhum agar mendapat tempat terbaik disisi Tuhan Yang Maha Esa & dan keluarga yang di tinggalkan di beri ketabahan serta kekuatan.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Telah gugur dalam musibah pesawat Sriwijaya SJ 182 pada 9 Januari 2021, tiga anak muda Sintang. Alhamdulilah sudah bisa teridentifikasi. Perlu kerja keras banyak pihak sehingga akhirnya bisa memulangkan jenazah adinda Mulyadi P. Tamsir ke Sintang. Sementara dua korban dimakamkan di Jakarta. Alhamdulilah, jenazah almarhum Mulyadi P. Tamsir telah sampai di kampung halamanya. Kita kehilangan anak-anak muda yang sangat potensial. Mereka adalah angkatan pertama milenial Kabupaten Sintang. Mereka intens berinteraksi dengan dunia luar. Mereka punya semangat dan mereka percaya dan yakin dalam berusaha. Saya mengenal almarhum Mulyadi P. Tamsir sejak tugas pertama saya sebagai dokter Puskesmas di Ketungau Hilir tahun 1986. Waktu itu almarhum masih berusia 5 tahun. Almarhum belajar di SDN 24 Serangas Ketungau Hilir. Waktu itu kalau saya mau ke Serangas dari Nanga Ketungau harus milir dulu ke Sintang. Anak muda yang sekolahnya di Serangas tetapi memiliki pemikiran yang luar biasa. Kemudian membuktikan bahwa siapa pun di Sintang ini, kalau ada usaha dan kemauan, akan bisa mencapai cita-cita yang tinggi” terang Bupati Sintang
“terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah membantu proses identifikasi dan memulangkan jenazah korban. Dengan melafazkan bismillahirrahmanirrahim, saya serahkan jenazah adinda Mulyadi P. Tamsir kepada pihak keluarga. Mari bersama-sama kita berdoa agar amal ibadah tiga anak muda ini diterima di sisi Allah SWT. Atas nama pribadi, Bupati Sintang dan masyarakat Kabupaten Sintang, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Turut mendoakan agar keluarga ditinggalkan dimuliakan oleh Allah SWT, diberikan kesabaran. Tugas kita saat ini, apa yang pernah menjadi cita-cita almarhum yang belum sampai, mari sama-sama kita wujudkan” terang Bupati Sintang.
Ngadi Sudiro perwakilan dari keluarga besar almarhum Mulyadi P. Tamsir menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu proses pemulangan jenazah Mulyadi P. Tamsir. “kami tidak menyangka, banyak teman dan kerabat dari anak saya yang memperhatikan. Kami sangat terharu, atas kepedulian kepada anak kami. Semoga ini menjadi amal sholeh. Apa yang sudah dilakukan anak kami, sangat luar biasa. Dan ini menjadi kekuatan kami. Mudah mudahan bisa mensuport anggota HMI di seluruh Indonesia” terang Ngadi Sudiro. (RB)