Senen: Terkendala Fasilitas SDN 18 Sintang, Laksanakan Assessment Nasional di SDN 7

 Parlemen, Sintang

Hj.Amisyah (tengah) Kepala Sekolah SDN 18 sedang mendampingi muridnya Melakukan Assessment Nasional Berbasis Komputer, numpang di SDN 7 Karena Peralatan Tersebut Belum Tersedia di SDN 18.

SINTANG, RK-
Anggota DPRD Sintang Senen Maryono mengungkapkan keprihatinan mereka terhadap situasi pendidikan di Indonesia Sintang khususnya . Sebagian besar sekolah dasar masih belum memiliki cukup fasilitas untuk melaksanakan proses asesmen intern di sekolah mereka sendiri. Mereka harus menumpang di sekolah lain untuk melakukan proses ini.

Menurut anggota DPRD Sintang , situasi ini sangat merugikan bagi siswa-siswa sekolah dasar yang sudah harus berjuang keras dalam mengikuti proses pembelajaran. Melaksanakan proses asesmen di sekolah yang tidak mereka kenal mungkin akan memperparah kondisi siswa.

“Kami sangat khawatir dengan situasi ini. Bagaimana mungkin siswa dapat belajar dengan baik jika proses asesmen tidak dapat dilakukan di sekolahnya sendiri?” kata anggota DPRD Sintang H. Senen Maryono. Minggu, (29/10/2023).

Kondisi ini juga diakui oleh sejumlah kepala sekolah. Mereka menyatakan kekhawatiran atas kesulitan yang dihadapi sekolah dasar dalam melaksanakan proses asesmen intern di sekolah mereka sendiri. Beberapa kepala sekolah berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi masalah ini dan memberikan bantuan kepada sekolah.

Sejumlah upaya sudah dilakukan pemerintah untuk mendukung pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. Namun, masih ada sekolah yang belum tersentuh oleh program-program tersebut. Anggota DPRD Sintang Senen Maryono akan terus mengawasi situasi ini dan mendorong pemerintah untuk memberikan bantuan yang sesuai bagi sekolah dasar yang masih memerlukan bantuan.

“Sebenarnya anak-anak sekolah sekarang kualitas ketrampilan di bidang IT sudah sangat lumayan baik, tetapi masalahnya belum semua sekolah tersedia laboratorium, komputer, di sisi lain juga tidak semua sekolah mampu mendapatkan signal jaringan internet. Dengan media internet sisi positifnya guru tinggal bagaimana cara mengembangkan strategi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.”katanya.

Bahkan tambah Senen siswa saat ini juga langsung terlibat langsung dalam assessment Nasional berbasis komputer dalam menilai kualitas pendidikan di sekolahnya yaitu dengan menjawab pertanyaan – pertanyaan terkait penyelenggaraan proses pendidikan di sekolah masing – masing.

“Tadi pagi semua disekolah SD dilaksanakan kegiatan assessment tersebut. Tetapi SDN 18 masih menumpang di SDN 7 Sintang, ” Pungkasnya.

Berita tersebut mencerminkan ketidakmampuan kepala sekolah dalam menyediakan fasilitas yang memadai untuk proses Assessment Nasional Berbasis Komputer di sekolahnya sendiri. Kepala sekolah SDN 18 Sintang Hj.Amisyah secara jujur mengakui bahwa mereka belum memiliki fasilitas yang cukup dan sebagai gantinya, mereka mengusulkan agar siswa-siswanya mengikuti tes di sekolah dasar lain yang memiliki fasilitas yang memadai.

Hal ini menunjukkan beberapa masalah yang perlu ditangani. Pertama, sekolah tersebut perlu mengkaji permasalahan fasilitas agar dapat menyediakan fasilitas yang memadai untuk proses Assessment Nasional Berbasis Komputer di masa yang akan datang. Kedua, perlu dipertimbangkan solusi jangka pendek untuk memastikan bahwa siswa-siswa tetap dapat mengikuti tes secara merata dan adil. Kerjasama dengan sekolah dasar lain adalah langkah yang baik untuk sementara waktu, namun tidak boleh menjadi solusi permanen.

Peran pemerintah dalam memperbaiki fasilitas pendidikan di sekolah-sekolah juga sangat penting. Perlu adanya alokasi dana yang memadai dan strategi pengembangan infrastruktur yang terencana untuk memastikan bahwa setiap sekolah memiliki fasilitas yang memadai, termasuk dalam hal ini fasilitas untuk proses Assessment Nasional Berbasis Komputer.

Dalam jangka panjang, penting bagi seluruh komunitas sekolah, termasuk kepala sekolah dan pihak berwenang lainnya, untuk saling berkolaborasi dalam mencari solusi yang berkelanjutan untuk masalah ini. Dengan demikian, setiap siswa dapat mengikuti proses penilaian dengan adil dan merata, tanpa terganggu oleh kurangnya fasilitas.(Anti)

Related Posts