SINTANG, RK – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang, Anton Isdianto meminta Pemerintah Kabupaten Sintang segera mencarikan solusi terkait kegalauan petani sawit atas anjloknya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit akhir-akhir ini.
“Saya sebagai wakil rakyat, berharap kepada pemerintah Provinsi dan kabupaten maupun pusat untuk mengambil langkah-langkah kebijakan terhadap anjloknya harga sawit dikalangan petani serta harga pupuk yang sangat murah ,” ucap Anton.
Ia menilai, informasi awal anjloknya harga TBS dipicu dari kebijakan pemerintah pusat dengan penyetopan ekspor CPO sehingga tanki penampung jadi menumpuk kemudian CPO dibuka lagi menjadi tidak bisa normal seperti biasa.
“Saya berharap persoalan harga TBS yang masih anjlok bisa dicarikan solusi secepatnya oleh pemerintah pusat ,provinsi dan kabupaten. Kasian masyarakat dengan kondisi seperti ini,” ungkapnya.
Salah satu petani sawit di Kecamatan Tempunak, Erikson mengatakan pemerintah harus mengambil langkah agar harga TBS kelapa sawit kembali normal.
“Jangan sampai pemerintah biarkan petani sawit menderita dan menanggung kerugian akibat harga TBS kelapa sawit sangat murah dan pupuk yang mahal,” ujar Erikson.
Menurutnya, harga yang tak normal dan sangat murah per kilogram membuat rugi petani, pupuk dan racun rumput harganya mahal serta harus bayar upah panen dan angkut.
“Anjloknya atau turun drastis harga TBS kelapa sawit terjadi setelah Presiden Joko Widodo mencabut larangan ekspor minyak goreng dan minyak kepala sawit mentah (crude palm oil/CPO),” jelasnya.
Seharusnya setelah larangan ekspor tersebut dicabut, kata dia harga TBS kelapa sawit kembali normal dikisaran Rp3.000 ke atas lah per kilogram
“Kalau harga TBS kelapa sawit tidak segara naik lanjut dia, akan mempengaruhi perekonomian masyarakat petani sawit karena beberapa bulan ke depan tidak bisa membeli pupuk,” pungkasnya.