SINTANG,ZKR.COM – Idealnya produktivitas padi pada tingkat nasional adalah 5 hingga 6 ton perhektar. Sementara di Sintang hanya mampu 2 hingga 3 ton perhektar. Kondisi inipun disebabkan oleh faktor malasnya para petani di Sintang untuk menfaatkan lahan dan menanam padi.
Padahal, potensi lahan perkebunan dan pertanian di Kabupaten Sintang mencapai 900 ribu hektar. Sementara yang baru dimanfaatkan sebagai lahan pertanian padi 7.700 hektar.
Olehkarenanya, Anggota DPRD Sintang, Kusnadi meminta petani di Sintang agar lebih aktif dan kreatif dalam memanfaatkan lahan sawah dan menanam padi. Setidaknya, Sintang dapat swasembada pangan.
Begitu juga dengan instansi terkait, kata Kusnadi, harus rutin memberikan pelatihan kepada petani di Sintang. “Paling tidak, kita bisa panen tiga kali dalam setahun,” kata Kusnadi, belum lama ini.
Lahan persawahan yang ada, kata Kusnadi, jangan sampai tidak dimanfaatkan. “Kalau semuanya jadi tidur, kapan Sintang mau swasembada beras. Nah, kondisi ini tentunya menjadi perhatian kita semua, agar ke depannya lahan tidur menjadi lahan produktif,” tuturnya.
Karena itu, Kusnadi mengimbau kepada petani di Sintang agar dapat memanfaatkan lahan yang ada. Terutama dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun, sehingga ketahanan pangan di Kabupaten Sintang dapat terjaga.
“Tentu hal tersebut juga harus dukungan penuh dari pemerintah daerah, agar dapat terwujud. Seperti memberi bantuan bibit, pupuk, pembasmi hama dan lain sebagainya,” katanya.
Kemudian, tambah Kusnadi, harus ada suatu program pelatihan yang diberikan kepada petani, agar mereka dapat memahami bagaimana cara dapat menerapkan panen tiga kali dalam setahun dan juga bagaiaman cara agar padi tetap tumbuh dengan baik.
“Program-program seperti ini harus digalakan, selain memberikan bantuan kepada para kelompok tani. Mudahan ke depan apa yang kita harapkan untuk swasembada beras di Kabupaten Sintang ini dapat terwujud,” pungkasnya.
Sebelumnya, Bupati Sintang, Jarot Winarno tidak menampik bahwa ada beberapa desa yang sudah mampu melakukan panen tiga kali dalam setahun. Tetapi lebih banyak ditemukan desa yang masa panennya hanya satu hingga dua kali dalam setahun.
“Kondisi ini sangat kita sayangkan sekali. Tentunya ini akan menjadi PR kita bersama untuk mengatasi persoalan masa tanam padi kita di Sintang,” pungkasnya.