SINTANG, ZKR.COM – Banyaknya jalan yang rusak parah di Kabupaten Sintang, sebagian besar disebabkan lalu lintas kendaraan perusahaan yang mengangkut bahan alam melebihi tonase jalan.
“Jalan yang mulus juga sudah mulai rusak karena angkutan yang melebihi tonase itu,” ungkap Heri Jamri, Anggota DPRD Kabupaten Sintang, belum lama ini.
Seperti diketahui, tonase jalan secara umumnya hanya berkisar 8 sampai 10 ton. Namun seringkali dilewati kendaraan perusahaan dengan kapasitas yang jauh lebih besar. “Lama-kelamaan jalan itu rusak karena dilintasi kendaraan seperti itu,” kesal Heri Jamri.
Lantaran banyak warga yang mengeluhkan hal tersebut, maka perlu diterbitkannya Peraturan Daerah (Perda) yang mengatur jalan yang boleh digunakan kendaraan perusahaan tersebut. “Akan coba kita godok perdan khusus perusahaan pertambangan dan perkebunan,” ujarnya.
Menurut Heri Jamri, sah-sah saja perusahaan turut menggunakan fasilitas negara. Namun harus mengikuti mekanisme dan aturan supaya tidak merusak jalan dan jembatan di Kabupaten Sintang ini.
Selain mengantisipasi jalan yang baru dibangun cepat rusak, Heri Jamri, juga mendorong mengejar percepatan perbaikan infrastruktur yang merata, sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing daerah. “Segera perbaiki jalan yang menjadi kewenangan provinsi di Kabupaten Sintang ini,”tegasnya.
Kemudian, Heri Jamri juga menyoroti soal Corporate Social Responsibility (CSR). Dimana dia mengaku tidak tahu sejuah mana program CSR itu berjalan. “Apakah dapat dirasakan langsung masyarakat atau tidak, kita belum tahu. Mestinya, CSR perusahaan untuk pemeliharaan jalan yang mereka lalui. Faktanya sampai sejauh ini tidak dilakukan,” kesalnya.
Kemudian, sambung Heri Jamri, di titik-titik jalan yang rusak pihak perusahaan seharusnya menyediakan alat berat. Terutama saat musim hujan. Sehingga, fungsional jalan betul-betul bisa dilaksanakan dengan baik.
“Jangan sampai jalan itu putus. Jadi, sifat fungsional harus berjalan. Apalagi jika jalan tersebut merupakan satu-satunya akses utama bagi angkutan barang dan ekonomi masyarakat,” pungkasnya.