SINTANG , RK-
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sintang memberikan apresiasi yang tinggi atas beroperasinya Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sudianto di wilayah ini. RSJ Sudianto secara resmi mulai beroperasional pada hari Kamis, (16/11/2023l). Pada peresmian tersebut, hadir pula anggota DPRD Sintang yang turut memberikan dukungan dan menyampaikan apresiasi mereka kepada pihak rumah sakit.
Ketua DPRD Sintang, Florensius Ronny menyatakan kegembiraannya atas tersedianya RSJ Sudianto di wilayah Kabupaten Sintang. Tepatnya di eks RSUD Ade. M. Djoen Sintang berseberangan dengan Kantor Bupati Sintang. Ia mengatakan bahwa keberadaan rumah sakit jiwa ini sangat berarti bagi masyarakat, terutama bagi mereka yang membutuhkan pelayanan kesehatan jiwa.
“Kami merasa senang dan berterima kasih atas beroperasionalnya RSJ Sudianto. Ini menjadi tonggak sejarah yang penting bagi masyarakat Kabupaten Sintang dalam menyediakan pelayanan kesehatan jiwa yang berkualitas di wilayah timur kalbar,” ujar Ronny.
Selain itu, dia juga menambahkan bahwa RSJ Sudianto akan menjadi fasilitas penting dalam menangani masalah kesehatan jiwa di wilayah ini. Ia berharap RSJ ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan di bidang kesehatan jiwa serta memberikan perlindungan dan dukungan kepada pasien-pasien yang membutuhkan.
“Saya beberapa waktu lalu kurang lebih satu bulanan, saat di launching saya kaget ternyata belum bisa di gunakan dan hari ini sudah diresmikan dan sudah ada pasien di sana kita berikan apresiasi ke pemerintah daerah semoga dengan hadirnya RSJ kabupaten Sintang dapat membantu secara khusus masyarakat di wilayah timur kalimantan Barat mulai dari kapuas hulu Sintang, sekadau, melawi bahkan sanggau. Berhubung sudah ada tempat maka tidak jauh lagi untuk merujuk pasien yang gangguan jiwa ke kabupaten Sintang. “Harapnya.
Untuk menjadi rujukan ini bukan hal yang mudah baik soal anggaran, SDM dan lain sebagainya oleh sebab itu butuh bantuan dan dorongan dari pihak DPRD Sintang.
“Kita berharap RSJ ini dapat mandiri karena nantinya berada di bawah Dinas Kesehatan kemudian kita sepakat apabila RSJ belum mampu akan kita sport baik itu dari sisi anggaran dan lain-lain, akan tetapi apabila saatnya nanti pada saat penilaian RSJ Sudianto Sintang sudah mampu berdiri sendiri dan banyak pasien, penghasilan sudah lumayan, maka . boleh kedepanya kita jadikan blood tapi sementara belum dan masih tahap awal dari sisi anggaran akan kita cek
Dalam acara peresmian tersebut, Direktur RSJ Sudianto, dr. Andar Jimmy mengucapkan terima kasih atas dukungan dan apresiasi yang diberikan oleh DPRD Sintang. Ia mengungkapkan bahwa RSJ ini lahir sebagai rumah sakit rujukan khusus jiwa di wilayah timur kalbar, menampung 5 Kabupaten.
“Jadi dokter yohanes dokter SPKJ di 5 Kabupaten ini merupakan tugas berat kita. Jumlah penduduk di 5 Kabupaten ada sekitar 1 juta lebih. ODGJ berat yang dapat penanganan sesuai standar menurut SPM 0,21 persen dari jumlah jiwa yang ada di 5 Kabupaten. Sintang penduduk tahun 2022 itu 426 ribu, artinya ada 895 ODGJ berat yang harus mendapatkan perawatan, rawat jalan maupun Rawat inap. Belum lagi 4 Kabupaten lain. Totalnya mungkin ada 3 ribuan. Sasaran ini yang membuat kami awalnya merintis rs khusus jiwa ini. Rsj ini sudah legal. Kelas C. Kenapa sudah harus operasional karena tingginya kasus tadi, kemudian akses rujukan jauh, ke Singkawang. Kemudian RSJ Singkawang saat ini dalam keadaan over kapasitas. Yang harusnya 400 diisi 650 orang. Kemudian RSJ di Sungai bangkong Pontianak turun grade tahun 2022 menjadi klinik utama saja, mereka tidak boleh melakukan Rawat inap lebih dari 10 hari.”beber Andar.
Lanjut Andar, kenapa RSJ ini harus sudah soft opening karena bakal menjadi beban apabila tidak secepatnya.
“RSJ itu kenapa kami harus soft opening karena kami merasa beban jika belum operasional. Untuk operasional kebutuhan ada manusia data material sarpras dan metode. Ini yang kami kejar dan lengkapi. Alhamdulillah kita saat ini sudah bisa merawat pasien ODGJ, SDM, klasifikasi tipe C ada beberapa item yang masih belum punya. SDM rumah sakit jiwa baru ada 37 orang. ASN 10, non ASN 27 orang. Masih kurang banyak. Dokter kita baru 2, kemudian perawat dibandingkan jumlah bed, kita punya 36 tempat tidur. Perbandingan perawat dengan bed 2 banding 3. Kalau bed nya 36 perawatnya minimal 24, masih ada kekurangan. Tenaga farmasi perawat 15, administrasi masih kurang solusi waktu dekat kita pindahkan asn dan non ASN dari beberapa puskesmas. Tahun depan kita ajukan ke BKPSDM untuk membuka PNS maupun P3K. RSJ saat ini menjadi sumber pad dan sudah menyetor lebih dari 300 juta. Itu dari SKKJ saja belum dari perawatan. Mudah mudahan target lebih dari 2 miliar untuk PAD.”katanya.(Anti)