Dorong Anak Muda Bertani

 Parlemen, Sintang

Jeffray Edward

SINTANG, ZKR.COM – Seiring perkembaagan zaman, menjadi petani semakin kurang dilirik anak-anak muda. Padahal kalau dijalani dengan baik dan benar, bukan mustahil untuk bisa mencapai hidup sejahtera dengan bercocok tanam.

“Bukan hanya di Sintang, anak muda di daerah lain nampaknya semakin enggan menjadi petani,” ungkap Jeffray Edward, Wakil Ketua sementara DPRD Sintang, kemarin.

Menurut Jeffray, sudah menjadi tren kalau anak muda lebih memilih meninggalkan kampung halamannya guna menekuni profesi yang tidak ada kaitannya dengan pertanian.

“Saat ini mereka lebih senang bekerja di kota. Bekerja di kantor, di mall, supermarket atau bahkan counter dan lainnya,” paparnya.

Fenomena ini, kata Jeffray, tentu sangat disesalkan dan tentunya dapat mengancam ketahanan pangan di masa mendatang. “Potensi di desa itu melimpah, dan lebih baik ditunjang tingkat pendidikan anak muda. Tetapi mereka lebih memilih memajukan daerah lain,” sesalnya.

Berdasarkan beberapa dialognya dengan anak-anak muda, Jeffray mendapati kalau mereka menganggap petani bukan pekerjaan yang dapat menjamin ketersediaan finansial. “Dipikirnya jadi petani tidak bisa hidup layak,” ujarnya.

Anggapan sebagian besar anak-anak muda zaman sekarang itu tentu sangat disayangkan. Lantaran Indonesia, khususnya Sintang ini merupakan daerah agraris. Menjadi petani merupakan warisan turun temurun yang menjanjikan kesejahteraan. Perlu upaya keras bagaimana agar anak muda mau menjadi petani.

“Baik di tingkat pusat, provinsi maupun kabupaten/kota harus selaras mensosialisasikan dan memberikan bukti bahwa sektor pertanian sangat menjanjikan dari segi penghasilan bagi para pemuda,” katanya.

Selain itu, Jeffray juga berharap pemerintah menyiapkan sarana-prasarana dan fasilitas memadai sebagai penunjang aktivitas pertanian. Ini agar tidak ada kendala dan kesulitan saat proses pertanian.

“Jangan sampai saat ada semangat bertani, lalu masih mengalami keterbatasan. Hilanglah semangat itu jadinya. Kemudian, pastikan ketika sudah berproduksi, pemasarannya mudah dan margin keuntungannya jelas, harga menjanjikan sesuai kualitas produksi pangan yang dihasilkan,” pungkasnya.

Related Posts