SINTANG, RK- Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah berharap pengrajin tenun ikat di sintang tidak hanya meproduksi tenun ikat tetapi juga mengembangkan produk tersebut menjadi produk lainya yang bernilai ekonomis lebih tinggi.
“Dengan adanya fasilitas yang dibutuhkan kita harapkan pengerajin tenun ikat dapat membuat produk turunan dari tenun ikat yang lebih bernilai. Produk tenun ikat yang ada adalah bahan baku yang siap diolah kembali menjadi produk siap pakai seperti pakaian atau sovernir,” ujar Yosepha saat melihat mesin jahit yang akan dipakai untuk membuat produk turunan dari tenun ikat oleh 20 pengrajin tenun ikat di Kompleks Betang Ensaid Panjang usai membuka Pelatihan Diversifikasi Tenun Ikat pada Sabtu, 23 Januari 2021.
Saat meninjau, Sekda Sintang didampingi Kepala Desa Fransisco Heri, Kadis Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata Hendrika, Kadis Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Maryadi, Kepala Bappeda Kartiyus, Kadis Lingkungan Hidup Edy Harmaeni, Kabag Prokopim Iwan Kurniawan dan Tim Lawe Yogyakarta
“saya sangat senang para pengrajin tenun ikat Betang Ensaid Panjang bisa dibimbing langsung oleh orang-orang berpengalaman dari Lawe Yogyakarta. Saya sangat berharap, impian saya yakni munculnya banyak produk turunan dari tenun ikat ini betul-betul bisa diwujudkan. Saya berpesan kepada peserta pelatihan, agar curi ilmu dari Tim Lawe Yogyakarta ini sebanyak-banyaknya. Jangan sedikit ya. Ikuti pelatihan ini dengan benar dan serius” pesan Yosepha Hasnah.
“saya tahu, bahwa selama ini ibu-ibu pengrajin hanya bisa menghasilkan produk tenun ikat saja. Dan saya yakin kalau bisa dikemas dalam bentuk lain seperti souvenir, maka nilainya jual semakin bertambah. Kalau kita berwisata ke Yogyakarta, kita akan menjumpai kerajinan yang difasilitasi oleh Lawe Yogyakarta. Saya pernah ke sana langsung dan sangat banyak produk yang sukses. Saya minta ibu-ibu pengrajin tetap semangat” tambah Yosepha Hasnah
Yosepha Hasnah mengharapkan agar jika para pengrajin mampu menghasilkan produk turunan dari tenun ikat ini, maka kerajinan tersebut akan dibantu oleh pihak Bea dan Cukai Badau untuk bisa di pasarkan di negara tetangga Malaysia. “kita sudah ada kerjasama dengan pihak Bea dan Cukai Badau dalam rangka mengembangkan usaha mikro kecil menengah dan industri kecil menengah di Kabupaten Sintang. Kerjasama ini harus kita manfaatkan sebaik mungkin untuk membantu UMKM dan IKM Kabupaten Sintang yang salah satunya adalah para pengrajin tenun ikat di Betang Ensaid Panjang ini” terang Yosepha Hasnah
Sekretaris Daerah Kabupaten Sintang Dra. Yosepha Hasnah, M. Si juga mengaku sangat prihatin dengan kerusakan jalan akibat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini yang menyebabkan kelangkaan sembako di Ketungau Hulu, Kayan Hulu, Sepauk dan Tempunak
“peristiwa kelangkaan sembako kemarin sangat mengetuk hati saya. Saya sudah kumpulkan Bappeda, Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sintang, dan Tim Anggaran. Tujuannya untuk melakukan pemetaan kegiatan pembangunan jalan yang pembiayaannya dari Dana Alokasi Khusus. Yang tidak didanai, kita mendata titik mana saja yang sangat parah. Kita petakan lalu kita dorong agar Coorporate Social Responsibilty (CSR) seluruh perusahaan yang ada di Kabupaten Sintang diarahkan untuk perbaikan infrastruktur kita yang mengalami kerusakan parah dan tidak bisa dilalui. Sisanya kita prioritaskan tahun anggaran 2022” terang Yosepha Hasnah. (Rb)