SINTANG- ZKR.COM- Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M.Med. PH mendampingi kunjungan kerja Pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) pusat yang terdiri dari Dewan Pakar DPN HKTI Winston Pardamean Simanjutak, Wakil Sekretaris Jendral HKTI Arif Rahman serta Ketua HKTI Kalbar Edi Suyanto.
Kehadiran para pengurus HKTI tersebut untuk menghadiri kegiatan launching buah lokal agropolitan Al Ma’rif di Kebun Jambu Kristal dan Belimbing Desa Ransi, Kecamatan Tebelian, Rabu (2/10/19) siang, yang sekaligus juga rombongan berdialog bersama petani buah di Kecamatan Sui Tebelian dan juga penanaman bibit kurma oleh Bupati Sintang dan Dewan Pakar HKTI.
Launching buah lokal agropolitan al ma’rif ini di tandai dengan pemetikan buah belimbing oleh Dewan Pakar HKTI Winston Pardamean Simanjutak.
Hadir juga pada acara tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan dan jajarannya, pengurus Ponpes Agropolitan Nurul Ma’arif Sintang, para petani di Kecamatan Tebelian dan tamu undangan lainnya.
Dialog yang di pimping langsung Bupati Sintang Jarot Winarno itu berlangsung sekitar 30 menit, sehingga menjadi kesempatan para petani untuk menyampaikan keluhan dan masalah yang di alami sebagai petani buah. Wandi salah satu petani buah di Kecamatan Sui Tebelian mengatakan untuk buah jeruk dan langsat di Kabupaten Sintang ini harus mendatangkan dari sambas dan Pontianak, padahal ia memiliki perkebunan jeruk yang cukup potensial karena jeruk yang ia tanam selam 2 tahun sudah menghasilkan buah, namun dirinya bingung untuk memasarkannya kemana, sehingga ia meminta pemerintah daerah untuk membantu proses pemasarannya, selain itu juga ia meminta bantuan pupuk dari pemerintah daerah.
“ini sebenarnya potensi di daerah kita pak, yang penting dari HKTI dan pemerintah daerah membimbing melalui pelatihan, proses pemasaranya seperti apa, dan juga mohon bantuan pupuk dan lainnya”ungkap Wandi.
Hal yang sama juga di ungkapkan Sugiarto salah satu pengurus Koperasi di Wilayah Tebelian dan Tempunak yang membawahi 12 koperasi berbadan hukum, 278 kelompok tani dan 19 desa, menyampaikan bahwa perkebunan jambu kristal dan belimbing di kebun milik Al Ma’rif I ini merupakan contoh, karena di pedesaan yang lain banyak para petani buah dan sebagainya, namun masih bingung untuk memasarkankannya, pasar yang menjajikan bagi petani itu dimana harusnya, karena kalau tidak ada pasar maka secara perlahan para petani akan mundur, tapi kalau ada pasar maka petani akan teransang untuk mengembangkan hasil pertanian atau perkebunannya, terlebih di Kabupaten Sintang ini banyak potensi yang bisa di kembangkan.
“kemudian petani-petani di sini juga menanam sawit dan karet, saya liat sawitnya sudah umur 22 tahun, karetnya kurang lebih udah 30 tahun, ini perlu peremajaan, mohon pemikirannya terutama dari HKTI untuk bisa menampung aspirasi petani, karena tidak lama lagi sawit dan karet itu akan di tebang dan di tanam kembali, otomatis akan terjadi penurunan ekonomi”ungkap Sugiarto.
Untuk itulah Sugiarto berharap pemerintah daerah bisa mengarahkan perbankkan yang bisa menyalurkan modal kepada para petani atau bermintra dengan pihak perbankkan terlebih juga untuk mengurus sawit dan karet itu memerlukan modal yang tidak sedikit, sehingga perekonomian di wilayah pedesaan dah Kabupaten Sintang umumnya bisa berjalan dengan lancar.
Mastur Efendy petani hortikultura dan kakau dari Desa Merarai Satu ini menyampaikan bahwa untuk komoditi kakau sangat potensial untuk di kembangkan di Kabupaten Sintang, karena komiditi kakau ini menjadi salah satu komiditi alternative para petani di Desa Merarai Satu selain sawit dan karet.
“oleh karena itulah pak, kami meminta bantuan tentang pengetahuan budidaya kakau dan proses pengolahannya pasca panen dan juga butuh bantuan pendanaan bagi kelompok tani, karena sangat minim pendanaan”kata Mastur.
Bupati Sintang Jarot Winarno menanggapi hal yang di sampaikan oleh Sugiarto terkait Sawit dan Karet, bahwa kata Jarot sawit yang paling tertua di Kabupaten Sintang ini di tanam 23 tahun yang lalu, 2 tahun lagi sudah harus di replanting atau sudah di tanah kembali. Kemudian lanjut Jarot saat ini sudah di data 1.470 hektar untuk di replanting dengan menggunakan dana dari Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP). “nah itu 1.470 hektar sudah di usulkan, tinggal menunggau nanti peninjauan departemen pertanian dan perkebunan kalau di acc ya sudah nanti di bantu perheratnya itu 25juta rupiah untuk replantik”terang Jarot.
Sementara untuk karet ujar Jarot belum di usulkan, tetapi ada salah satu investor yang mau membangun pubrik finger joint dengan menggunakan bahan dari pohon karet yang tua. Karena luasan perkebunan karet yang harus di replanting di Kabupaten Sintang ini kalau di total sekitar 9.000 hektar.
“kalau itu kita tebang untuk bikin aspal atau yang lain, tidak terlalu bernilai, jadi kalau di tebang tu pohon karet harus nilainya tinggi, mudah-mudahanlah HKTI bisa bikin pubrik finger joinnya kita bantulah proses perizinannya nda lama, karena yang mao investor ni dari luarnegeri, otomatis hasilnya akan di ekspor juga”kata Jarot.
Terkait pendampingan bagi para petani, Jarot mengatakan akan di lakukan melalui Dinas Pertanian dan perkebunan dan juga HKTI Kabupaten Sintang.
Sementara itu Dewan Pakar DPN HKTI Winston Pardamean Simanjutak, setelah mendengarkan sejumlah hal yang di sampaikan oleh para petani, meminta Pemerintah Kabupaten Sintang membuat pemetaan dan perencanaan program seperti hasilnya apa saja dan apa yang mau dikembangkan, agar HKTI pusat membuat suatu program dalam rangka mendukung upaya dan kegiatan yang di lakukan Pemkab Sintang.
“sehingga kita siapkan sumberdaya pembimbing, nanti kita koordinasikan dengan menteri pertanian tentang pupuk dan bibit, saya minta pemetaan itu tergambarkan. Missal di sintang ini buah-buahan yang bagus ini, produksinya sekian, sehingga nanti kita arahkan perusahaan apa yang mau mengembangkan ini, siapa-siapa yang mau mengambil dengan harga yang tentunya petani di untungkan, sehingga kestabilan harga itu terjaga”kata Winston.
Untuk itulah lanjut Winston perlu kerjasama dari Kabupaten melalui pemetaan dan pengembangannya komoditi yang potensial itu apa saja. Agar adanya ketertarikan dari para produsen sehingga kontinyuitas itu di perlukan. “sebab kalau kita jual seperti jambu misalnya saiangannya terlalu banyak, tapi bagaiman kita menciptakan dari jambu itu kita buat apa, diolah makanan kemasan, apakah bisa di oleh untuk alat kecantikan juga dan sebagainya”ujar Winston.
Selain itu juga sebagai contoh kata Winston, yakni kelapa sawit yang di replanting bukannya hanya untuk di bakar, tapi bisa di manfaatkan untuk yang lain, terlebih dengan teknologi sekarang yang tinggi. Hanya memang di perlukan pemetaan dan uji kekuatan bahan-bahan itu, sebab di perlukan oleh Negara Korea dan Jepang cukup banyak. Demikian juga Karet, kata Winston yang tidak hanya bisa di fungsikan untuk furniture saja, tapi yang lainnya juga, terlebih teknologi canggih seperti saat ini barang bekas saja bisa diolah, seperti sampah yang di kelola menjadi energy.
“saya punya teman orang korea, mencari batang sawit itu bisa diolah mereka menjadi bahan bakar yang nanti dipadatkan hasilnya.”ujar Winston.
Usai menghadiri kegiatan di Desa Ransi Kecamatan Sui Tebelian, Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno, M. Med.PH bersama pengurus HKTI pusat melanjutkan kunjungan kerjanya ke Desa Pelimping, Kecamatan Kelam Permai, untuk melauching Langkau Tani “Centre Edukasi Petani Terpadu” (CEPT) kemudian dilanjut dialog bersama para petani serta penanaman bibit teh oleh Bupati, pengurus HKTI dan Tim Solidaridad, dan kemudian di lanjutkan meninjau kebun pembibitan teh di komplek Rumah Kopi, Desa Kebong, Kelam Permai.